RESENSI FILM SERIGALA TERAKHIR



Judul Film        : SERIGALA TERAKHIR
Sutradara          : Upi Avianto
Penulis Naskah : Upi Avianto
Produser            :
Adiyanto Sumarjono
Negara               : Indonesia
Bahasa               : Indonesia
Durasi                : 110 Menit
Produksi             : Investasi Film Indonesia
Tanggal Rilis     : 5 November 2009
Pemain srigala terakhir:
- Fathir Muchtar (Ale)
- Vino G Bastian (Jarot)
- Dion Wiyoko (Lukman)
- Dallas Pratama (Jago)
- Ali Syakieb (Sadat)
- Reza Pahlevi (Fathir)
- Fanny Fabriana (Aisya)
- Agung Surya Putra (Bara)
- Zaneta Georgina (Yani)


SINOPSIS

Tinggal di daerah pinggiran kota yang kumuh membuat hidup mereka tak seperti kehidupan remaja kota besar. Hampir seluruh hidup mereka habiskan untuk berbuat onar, berkelahi dengan siapapun orang yang tidak mereka sukai hingga memeras pedagang.

Mempunyai jiwa kepemimpinan yang lebih di antara temannya membuat Ale menjadi ketua dalam kelompok ini. Ale tinggal bersama Ibunya beserta dua orang adiknya bernama Aisyah dan Bara.

Di tempat mereka tinggal, ada seorang remaja bisu yang selalu menemani neneknya berdagang di pasar. Pria bisu itu bernama Fathir. Sejak kecil, Fathir selalu menjadi bahan ejekan orang-orang termasuk kelompok Ale, kecuali Jarot yang kerap kali berempati di belakang teman-temannya.

Fathir sebenarnya ingin bergabung bersama kelompok Ale. Namun karena cacat yang dimilikinya membuat orang memandang sebelah mata.

Perkelahian demi perkelahian selalu mereka menangkan, meski harus dengan tetesan darah. Sampai suatu hari, mereka terlibat perkelahian sengit dengan kelompok lain. Ale yang terdesak dengan tusukan pisau lawannya berhasil diselamatkan oleh Jarot yang memukul kepala musuh dengan batu besar hingga tewas.

Akibat perbuatannya itu Jarot ditangkap polisi. Hal ini membuat empat sahabat mereka, termasuk Fathir terpukul. Belum lagi dengan orang tua Jarot dan adik Jarot bernama Yani.

Hari demi hari Ale dan kelompoknya terus berjalan meski tanpa Jarot. Mereka mulai mendapat gangguan dari kelompok Naga Hitam, sebuah kelompok mafia yang bergerak di bisnis narkoba. Merasa kalah dalam jumlah anggota dengan Naga Hitam, Ale memutuskan untuk menjaga kampung mereka dari bisnis narkoba.

Ale sebenarnya sangat butuh orang yang memiliki kemampuan setara dengan Jarot. Tiba-tiba Fathir mengajukan diri untuk bergabung melawan Naga Hitam. Lagi-lagi Fathir hanya jadi bahan ejekan. Saat pulang ke rumah, Fathir mendapati neneknya meninggal dunia. Fathir begitu terpukul dan diapun memutuskan pergi.

Di dalam penjara, Jarot harus berjibaku melawan tahanan lainnya. Dipukuli oleh teman sekamar hingga di s*domi oleh kepala kamar. Tapi Jarot segera membalikan keadaan dengan membalas orang yang dulu memukulinya di dalam tahanan. Jarot berubah menjadi tahanan yang ditakuti.

Jarot akhirnya bebas dari penjara tanpa ada satupun orang yang menjenguknya di dalam sel. Ketika pertama kali menghirup udara bebas, betapa terkejutnya Jarot dengan orang yang menjemputnya. Orang itu adalah Fathir yang ternyata bergabung dengan kelompok Naga Hitam.

Fathir mengajak Jarot bertemu bos besar Naga Hitam. Jarot setuju bergabung dengan Naga Hitam. Bersama Fathir, Jarot menjadi satu tim mengawal bisnis narkoba Naga Hitam.

Dari sinilah konflik sesungguhnya dimulai. Jarot dan Fathir harus berhadapan dengan sahabat kecil mereka yaitu kelompok Ale. Belum lagi ditambah Jarot yang jatuh cinta adik Ale, Aisyah.

Fathir berubah menjadi sosok yang dingin dan keras. Di balik sifat pendiamnya dulu, ternyata dia memiliki jiwa psikopat dan naluri pembunuh berdarah dingin. Tak peduli pernah berteman sejak kecil, Fathir membunuh Jago, Lukman dan Sadat. Bahkan Fathir pula yang membunuh Aisyah karena dianggap penghalang bagi Jarot.

Ale mengira Jarotlah yang membunuh adiknya. Dengan emosi yang luar biasa, Ale berjanji akan membunuh Jarot, sahabat yang pernah menyelamatkan nyawanya dulu.

Melihat perseteruan yang tak kunjung usai, membuat Jarot tak sanggup lagi berjibaku dengan konflik. Apalagi konflik ini sudah mengorbankan orang yang disayanginya. Jarot akhirnya mengajak Ale bertemu untuk mengibarkan bendera putih.

Ale terlanjur dendam terhadap Jarot. Kedua sahabat ini berkelahi hebat. Ale tertembak dengan pistol miliknya sendiri. Di ujung hidupnya, kedua sahabat ini saling berpeluk erat sambil meminta maaf. Tapi nyawa Ale tak terselamatkan dan tiba-tiba, suara tembakan terdengar, Jarot mendapat tembakan berkali-kali dari Fathir hingga akhirnya ikut tewas di samping jasad Ale.


Kelebihan
Akting pemain-pemain film ini sangat bagus, seperti Fathir Muchtar dan Vino Bastian. Kelebihan lainnya adalah jalan cerita yang susah ditebak, sehingga membuat penonton penasaran menanti adegan selanjutnya. bahkan durasi yang cukup lama tidak terasa membosankan karena diisi adegan-adegan yang menarik.



Kekurangan
Kelemahannya terletak di aspek make up dan tampilan. Misalnya make up orang mati yang kurang pas dan juga percikan-percikan darah akibat perkelahian terasa kurang alami. Kelemahan lainnya film ini banyak menyajikan kekerasan yang melebihi batas.


Penilaian Film
Menurut saya film ini mengajarkan kita tentang persahabatan, kita harus ada di saat sahahat kita susah maupun senang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CV